Jumat, 01 April 2016

PT INKA Kirim 15 gerbong kereta ke bangladesh

PT Industri Kereta Api (INKA) resmi me­lakukan pengiriman 15 ger­bong penumpang (kereta) ke Bangladesh  di  pelabuhan Terminal Jamrud, Tanjung Perak, kemarin (31/3).

Pengi­riman  tersebut  merupakan kiriman pertama di tahun ini menuju   Bangladesh   dari total 150 kereta yang telah di pesan negara di kawasan Asia Selatan tersebut.

Direktur Utama PT INKA, Agus H Purnomo mengata­kan bahwa pihaknya menargetkan pengiriman bisa ram­pung  sebelum  akhir  2016. Dengan 15 kereta sekali ang­kut, mekanisme pengiriman hanya dilakukan 10 kali ke Bangladesh. “Kami harap se­mua berjalan sesuai rencana dan  bisa  rampung  sebelum 31 Desember 2016,” ujarnya di sela-sela acara, kemarin.http://kereta-api.info/cc-300-lokomotif-kereta-tahan-banjir-yang-diproduksi-oleh-pt-inka-4329.htm
 
Agus mengaku, pesanan ke­reta  penumpang  dari  Bang­ladesh tersebut tak lepas dari keberhasilan    PT    INKA memenangkan  tender  pada November   2014.   Kontrak dengan total nilai USD 73 juta atau  sekitar  Rp  900  miliar tersebut  untuk  pengerjaan 150  unit  kereta  penumpang pesanan Bangladesh.

Dalam proses ekspor kali ini, PT INKA juga bekerjasa­ma dengan Eximbank Indo­nesia melalui skema Natio­nal  Interest  Account (NIA) sebagai pendanaan pengiriman barang ke luar negeri. “Kami  memberikan  pinja­man sebesar Rp 300 miliar ke­pada PT INKA dengan jangka waktu  hingga  31  De sember 2016. Kami harap pinjaman ini  bisa  menjadi multiplier effect kepada  industri  besar dalam  negeri  dan  mampu memperbanyak  penyerapan tenaga kerja,” kata Direktur Utama Exim bank Indonesia Ngalim Sawega.

Dalam kesempatan yang sa­ma,    Menteri    Keuangan Bambang  Brodjonegoro  mengapresiasi kinerja PT INKA yang mampu bersaing di pasar internasional. Ia berharap PT INKA mampu meningkatkan ekspor dari sektor industri yang saat ini masih dikuasai hasil bumi dengan kotribusi ekspor mencapai 60 persen

sumber: radar surabaya

Energi baru dan terbarukan untuk tenaga listrik

Pemerintah terus berusaha memanfaat­kan  energi  baru  dan  ter­barukan (EBT) sebagai sum­ber   listrik.   Pemanfaatan EBT ini disampaikan Men­teri Energi dan Sumber Daya Mineral,   Sudirman   Said mengatakan, setidaknya pe­manfaatan  EBT  bisa  men­capai  20  persen  dari  pem­bangkit listrik yang ada. “Potensi EBT  untuk listrik sangat  besar.  Bahkan  bisa mencapai 350.000 MW. Karena itulah, kami akan terus mendo­rong  agar  pemanfaatan  EBT bisa  lebih  banyak,  atau  ber­kontribusi  hingga  20  persen dari kapasitas listrik nasional,” ujarnya ketika ditemui dalam acara seminar Kebijakan Sub­sidi Listrik Tepat Sasaran dan Pemanfaatan EBT di Surabaya, kemarin (31/3). http://www.juandaairport.com/2015/11/bmkg-juanda-surabaya.html
Ia menambahkan, pihak nya siap      mengembangkan pembangkit listrik EBT dengan skala besar hingga 5.000 MW. Hal   tersebut   dikarenakan hingga  saat  ini,  kebanyakan pembangkit listrik EBT hanya digunakan sebagai pilot projek dan tidak dioperasikan. “Dengan   begitu,   tentu akan menarik minat inves­tasi asing. Selain itu juga bi­sa menjadi jaminan kebera­daannya yang akan terus di­ pelihara  dibanding  dengan investasi dalam skala yang lebih kecil,” bebernya.
“Indonesia membutuhkan Rp 260  triliun  untuk  reformasi energi. Termasuk subsidi bagi pembangkit dengan EBT dan pengembangan listrik di pulau terpencil,” ungkap Said. Saat ini  Indonesia  baru  meman­ faatkan energi listrik dari EBT di kisaran 6 7 persen dari total kapasitas  listrik  nasional  se­besar 57.000 Megawatt (MW).
Terpisah Kepala Humas PT Perkebunan     Nusantara (PTPN) X, Ahmad Zaenal Arifin mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah memiliki bioe­tanol  sebagai  sumber  energi terbarukan. “Dari tetes tebu itu di  Mojokerto  itu,  PTPN  X mampu meng hasilkan 100 kilo liter energi,” ujarnya. Selain  itu,  PTPN  X  juga membangun  pabrik  pem­bangkit listrik yang meman­ faatkan  energi  dari  ampas tebu. Saat ini sudah ada tiga tempat untuk memproduksi listrik,  yakni  di  Ngadirejo (Kediri), Gempolkerep (Mojo­kerto), dan Jombang. “Dari  ketiga  tempat  itu, ka mi   bisa   menghasilkan energi listrik sebesar 50 MW.
Rincinannya,  20  MW  dari Ngadirejo, 20 MW dar Gem­polkerep  dan  10  MW  dari pembangkit  yang  ada  di Jombang,” ungkapnya. Dari hasil tersebut, PTPN X akan terus  melakukan  pengem­bangan.

sumber: radar surabaya